BERITA

Sabtu, 16 Pebruari 2013

Santri Berwisata Religi dan Belajar Ilmu Pengetahuan Sejarah          


              Sejak pagi, Para Santri TPQ Al-Hidayah  telah bersiap - siap untuk berangkat mengikuti perjalanan wisata religi dan belajar sejarah Islam yang diadakan oleh lembaga. Tampak para Santri sangat bersemangat dan senang dalam kegiatan ekstra tersebut.             

             Tujuan diadakan kegiatan tersebut agar para Santri TPQ Al-Hidayah dapat mengetahui sejarah penyebaran agama Islam yang dibawa oleh para walisongo serta para Ulama khususnya yang berada di wilayah Jawa Timur dan meningkatkan nilai-nilai religius dalam masing-masing pribadi Santri. Diawalai menuju ke makam Waliyulloh Mbah KH. Abdul Hamid Pasuruan yang berada di samping.Masjid Jami' Pasuruan. Kiai Hamid lahir pada 1333 H / 1912 M di Lasem, Rembang, Jawa Tengah, tepatnya di Dukuh Sumurkepel, Desa Sumbergirang, sebuah pedukuhan yang terletak di tengah kota Kecamatan Lasem. Ayahanda beliau, KH Abdullah bin Umar, memberi nama Abdul Mu’thi.              

                  Setelah dari Pasuruan dilanjutkan ke makam Waliyulloh Mbah Jumadil Kubro yang berada di Trowulan Mojokerto Jawa Timur. Mbah Jumadil Kubro adalah salah seorang ulama besar yang merupakan bibit kawit atau cikal bakal dalam penyebar agama Islam di pulau Jawa. Syekh Jumadil Qubro yang berasal dari Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah ini, diyakini sebagai keturunan ke-10 dari Al-Husain, cucu dari Nabi Muhammad SAW. Perjalanan dakwah Syeikh Jumadil Kubro berakhir di Trowulan, Mojokerto. Beliau wafat tahun 1376 M, 15 Muharram 797 H. diperkirakan hidup diantara dua Raja Majapahit yaitu pada awal Raja Tribhuwana Wijaya Tunggadewi dan pertengahan Prabu Hayam Wuruk. 
    Tujuan selanjutnya yaitu Makam Kiai Haji Abdurrahman Wahid atau dikenal sebagai Gus Dur. Beliau lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 7 September 1940. Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara dari keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas Muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri.
         
               Setelah itu, dilanjutkan ke pulau Maduru, dan tempat tujuannya adalah K.H. Muhammad Khalil. Beliau adalah salah seorang tokohbesar pengembang pesantren di Nusantara. Sebagian besar pengasuh pesantren, memiliki sanad (sambungan) dengan para murid Kiai Khalil, yang tentu saja memiliki kesinambungan dengan Kiai Khalil. Beliau wafat pada 1825 (29 Ramadhan 1343 H) dalam usia yang sangat lanjut, 108 tahun.          

              Tempat tujuan terakhir dari perjalanan ini yaitu Sunan Ampel yang berada di Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, Kotamadya Surabaya, Jawa Timur. Nama asli Sunan Ampel adalah Raden Rahmat. Sunan Ampel berasal dari Kerajaan Champa dan merupakan anak dari Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) dengan Putri Kerajaan Champa. Kerajaan Champa sendiri telah diislamkan berkat Maulana Malik Ibrahim.             Kegaiatan tersebut termasuk program unggulan yang akan terus dilakukan untuk memberikan nilai tambah bagi para Santri, sebagai menumbuhkan semanagat dan cinta kepada Seorang yang dicintai Alloh SWT.

Penulis : TPQ Al-Hidayah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar